Cari

Wednesday 7 September 2016

PELAJAR MISKIN MENTAL

       Dulu para penimba ilmu disekolah begitu bersemangat. Mereka tiap hari selalu berharap akan kejutan yang akan diberikan oleh sumur ilmu mereka. Mereka selalu penasaran dan tak pernah henti-hentinya menebak. Mereka melakukan berbagai hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Bahkan terkadang agak terdengar tak masuk akal. Namun mereka tahu batas-batas dan norma-norma sebagai manusia bermoral. Mereka hanya ingin berbakti. Berbakti kepada keluarga, masyarakat, bangsa dan negara demi mengharapkan ridho yang kuasa. Tak sia-sia apa yang mereka lakukan. Sekecil apapun keberhasilan yang diraih, selalu mereka bersimpuh syukur pada-Nya. Hingga tak terasa semakin banyak hal yang mereka dapatkan dan bermanfaat bagiumat di peradaban ini.

       Berbanding terbalik pada era serba canggih ini. Sedikit banyak pelajar zaman sekarang telah mengalami miskin mental. Mereka hanya terlihat sangar diluar. Minta disegani dan ditakuti. Mereka ingin dujunjung tinggi derajatnya karena alasan sebagai pelajar. Berbuat seenaknya kepada siapa saja. Tak pandang siapa yang diajak berbicara. Bahkan guru pun tak luput dari caciannya. Seakan mereka tak punya karakter dalam diri. Entah terselip atau terjatuh dimana niat mereka. Hari-hari yang seharusnya ditempuh dengan semangat perjuangan mencari ilmu, kini justru diacuhkan dan diabaikan. Jalan-jalan tak jelas, nongkrong, minum-minum, bermain seks, hingga narkoba jadi rutinitas utama. Mau dibawa kemana negeri ini jika hal tersebut masih berlanjut dan selalu tumbuh di tanah ini.
       
       Apa yang salah dengan fenomena ini? Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini? Tentunya sebuah tanda tanya besar semua ajuan pertanyaan ini. Kini yang harus kita lakukan adalah berusaha memperbaiki diri kita masing-masing. Agar kelak keturunan dan lingkungan kita juga akan menuju ke arah yang lebih baik. Mustahil kita menghentikan apa yang sedang terjadi saat ini. Namun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Lahirkanlah generasi penerus baik bangsa ini dan munculkanlah para pengganti yang akan menggantikan generasi yang kurang baik pada saat ini. Semua itu memang tak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi juga tak semudah membalikkan telapak kaki. Tunjukkan pada dunia bahwa kita adalah generasi emas penggagas menuju Indonesia yang lebih baik. Kembalikanlah mental mereka para tunas muda yang akan mengguncangkan dunia nantinya.

No comments:

Post a Comment