Cari

Monday 19 September 2016

RODA KEHIDUPAN



            Di sebuah rumah kecil berdindingkan kardus dan beratapkan seng. Tinggal seorang laki-laki. Ia hidup sebatang kara di usianya yang sudah mulai renta renta. Ia tak punya sanak saudara. Dalam keadaan yang sedang sulit pada waktu itu, istrinya justru pergi entah kemana dan membawa kedua anak mereka yang masih balita. Pamitnya mau ke pasar, tapi sampai saat ini belum tampak batang hidungnya. Miris memang. Istri yang seharusnya mendukung sang suami yang sedang terpuruk justru malah lari dari kenyataan hidup. Akan tetapi, laki-laki itu tak pernah merasa dendam kepadanya. Ia justru mendo’akan semoga orang yang begitu ia cintai dulu, kini hidupnya selalu bahagia. Dan semoga saja ia mendapat pasangan yang jauh lebih baik dan dapat membahagiakannya lahir dan batin. Sungguh mulia manusia ini.
            Meskipun akhir-akhir ini ia mempunyai permasalahan dengan penglihatannya, namun ia tetap bekerja demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Walaupun tak bisa melihat tapi ia bisa pergi kemana-mana tanpa bantuan orang lain. Sepertinya mata batinnya sangat kuat. Seakan ada yang menuntunnya untuk menuju tempat yang ia inginkan.
            Pagi-pagi sekali ia telah bersiap untuk menuju tempatnya bekerja. Ia bekerja sebagai penjaga tambak ikan salah seorang tetangganya. Tiap hari ia harus menguras dan mengisi air di tambak ikan lele ini. Tentunya bukan hal yang mudah baginya. Mengingat ia tak bisa melihat apa yang ada disekitarnya. Di awal-awal bekerja dulu, tak jarang ia banyak sekali melakukan kesalahan. Akan tetapi tampaknya saat ini ia telah hafal dimana dan harus bagaimana serta apa yang harus ia lakukan.
            Tak pernah ada rasa lelah yang muncul dari dalam dirinya. Ia seorang yang gigih dan anti putus asa dalam menjalani hidup. Tak pernah sekalipun ia menoleh atau bahkan mundur ke belakang. Langkahnya tegas dan berani tak pernah ada ragu-ragu sedikit pun. Selalu bersyukur dan berjuang menghabiskan sisa hidup dengan suatu hal yang berguna. Baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
            Perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku serta perjuangannya yang tak kenal lelah rupanya telah terlihat dan diketahui orang luas. Bahkan cerita kegigihannya hingga sampai ke telinga seorang dermawan. Begitu mendengar ceritanya dermawan tersebut sangat takjub dan ingin segera menemui bapak ini.
            Tak menunggu waktu lama, ia segera bertemu dengan bapak ini. Ia ingin sekali membantunya. Mungkin ini adalah hari yang terbaik untuk laki-laki itu. Ia kedatangan tamu seorang dermawan yang baik hati dan siap membantunya. Ia sangat bersyukur kepada Tuhan. Ternyata masih banyak orang yang peduli terhadapnya.
            Kini kehidupannya sudah mulai membaik. Ia telah mempunyai tempat tinggal yang layak dan segala kebutuhannya bisa tercukupi. Kini ia tak perlu bekerja keras seperti dulu lagi. Akan tetapi ia tak mau berhenti bekerja. Ia adalah tetap yang dulu meskipun secara ekonomi telah tercukupi segalanya. Ia lebih bangga jika ia makan dari hasil jerih payahnya sendiri. Ia memang luar biasa.
            Tak ada yang tak mungkin di dunia yang sebesar dan seluas ini. Semua berawal dari mimpi. Tinggal bagaimana kita berusaha mewujudkan mimpi itu. Jika ada kemauan pasti ada jalan. Tapi tentunya jalannya berbeda-beda. Ada yang mulus dan juga ada yang bergelombang. Semuanya harus kita hadapi dan jalani dengan keseriusan tanpa takut terjatuh sebelumnya. Karena jika kita takut maka sebenarnya kita telah terjatuh sebelum kita melewatinya. Segala sesuatu juga tidak ada yang instan dan langsung besar. Semuanya pasti berawal dari hal kecil seperti halnya tumbuhan. Dari sebuah biji, bisa tumbuh menjadi pohon yang besar kokoh berdiri. Seperti halnya pohon pula yang dapat di manfaatkan menjadi perabot dan bahan bangunan setelah ia di tebang dan mati. Kita juga butuh pengorbanan dalam memperjuangkan serta mewujudkan apa yang kita impikan.

No comments:

Post a Comment